. Ekowati Chasanah; Mala Nurilmala; Ayu Ratih Purnamasari; Diini Fithriani 2015-01-01 Khasiat kesehatan ikan gabus (C.
Rumus Excel - Sebuah usaha koperasi simpan pinjam atau KSP pasti memerlukan adanya catatan pembukuan. Tentu saja dengan adanya perkembangan teknologi komputer dan juga software komputer yang pastinya dapat diandalkan. Memindahkan tanggung jawab pembukuan kedalam sebuah sistem komputer bernama software simpan pinjam yang membantu kita. Download Aplikasi Koperasi Simpan Pinjam Gratis. Download Aplikasi Koperasi Simpan Pinjam Gratis. Program Koperasi Simpan Pinjam Excel Tanpa Password. Fungsi dan Kedudukan Koperasi. Indonesian People. Bentuk laporan keuangan koperasi serba usaha,contoh neraca awal koperasi serba usaha,laporan keuangan koperasi.
Striata) telah dikenal secara luas dan saat ini C. Striata telah digunakan sebagai bahan baku industri produk suplemen. Tingginya permintaan akan produk suplemen tersebut menimbulkan masalah pada ketersediaan C. Striata yang sebagian besar ditangkap dari sungai dan danau sebagai tempat hidupnya. Ikan gabus budidaya dipercaya memiliki kualitas tidak sebaik ikan gabus alam.Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan informasi mengenai komposisi kimia, termasu. Sari, Dwi Ratna; Arfa, Mecca 2016-01-01 Penelitian ini berjudul “Analisis Plagiat dalam Penulisan Laporan Ilmiah Kelas XI SMK Sakti Gemolong Kabupaten Sragen Tahun Ajaran 2015/2016”.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pemahaman siswa mengenai tindakan plagiat, serta menganalisis tipe-tipe plagiat dan faktor-faktor yang menyebabkan tindakan plagiat. Penelitian ini menggunakan desain penelitian kualitatif dengan jenis penelitian studi kasus. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan purposive sampling.
Agus Haerudin 2016-12-01 Full Text Available Mekanisme pewarnaan alam pada batik untuk kain campuran chief value of cotton (CVC membutuhkan suatu zat pengemban (Carrier yang berfungsi membuka pori-pori serat, sehingga dapat meningkatkan daya difusi zat warna pada serat, salah satu komersial zat pengemban yang umum digunakan adalah carrier T59. Sehingga tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauh mana pengaruh penambahan konsentrasi Carrier T59 pada pewarnaan alam batik kain campuran CVC, dilihat dari hasil evaluasi uji ketahanan luntur warna pada pencucian dan gosokan serta hasil uji ketuaan warna. Metode yang digunakan ekperimen variasi carrier T59 dengan dua perlakuan proses iring cuci dan tidak cuci. Dari hasil pengamatan didapatkan dimana penambahan konsentrasi carrier T59 memberikan pengaruh pada nilai uji ketahanan luntur warna terhadap pencucian, gosokan dan ketuaan warna konsentrasi carreir T59 yang paling baik pada konsentrasi 10 gram/liter. Tingkat ketuaan warna meningkat dengan ada penambahan konsentrasi carrier. Proses iring cuci dan tidak cuci setelah proses simultan tidak banyak memberikan pengaruh karena tidak ada kenaikan nilai uji yang signifikan.Kata kunci: Kain Campuran CVC, Zat Pengemban (Carrier, Zat Warna Alam, Batik. Samuel Lante 2017-01-01 Full Text Available Salah satu kendala utama dalam domestikasi udang windu adalah rendahnya tingkat perkawinan secara alami dalam wadah budidaya.
Hal yang sama terjadi pada udang windu alam yang digunakan di unit pembenihan. Salah satu upaya untuk mendapatkan telur fertil adalah melalui inseminasi buatan (IB. Inseminasi buatan merupakan teknik mentransfer spermatofor dari induk jantan dengan cara memasukkannya ke dalam telikum udang betina. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui performa reproduksi udang windu betina alam pasca-inseminasi menggunakan sumber dan jumlah spermatofor induk jantan alam yang berbeda.
Penelitian dilakukan dua tahap yaitu 1 IB menggunakan spermatofor induk jantan dari perairan Sulawesi Selatan (SS dan spermatofor induk jantan dari Aceh (SA dan 2 IB menggunakan jumlah spermatofor berbeda yaitu satu spermatofor (S-1 dan dua spermatofor (S-2 pada udang windu betina alam. Inseminasi spermatofor dilakukan pada induk udang windu betina setelah dua hari moulting. Hasil yang diperoleh pada IB tahap pertama menunjukkan bahwa daya tetas telur udang windu betina alam lokal tidak dipengaruhi oleh sumber (lokasi asal udang jantan, di mana daya tetas telur relatif sama pada kedua perlakuan, yaitu 61,6% pada SS dan 61,7% pada SA.
IB pada tahap kedua menunjukkan bahwa daya tetas telur fertil yang diperoleh pada S-2 sebesar 40,5%; lebih rendah dari S-1 sebesar 44%. One of the main constraints in the domestication of black tiger shrimp is very low natural mating in the tank. Similar condition have been happened in commercial hatcheries. An effort to improve the eggs fertility is through artificial insemination (AI. This study aimed to know reproductive performance of wild black tiger shrimp after insemination with different sources and numbers of spermatophore.
This study consisted of two trials.The first one was AI using spermatophores of wild male obtained from two different locations, namely from South Sulawesi (SS and Aceh (SA. The second trial was. Pwee Leng 2002-01-01 Full Text Available Generally, in conventional accounting, financial statements are based on the historical cost principle that assumes that prices (monetery unit are stable.
Conventional accounting recognizes neither changes in the general price level nor changes in the specific price level. Consequently, if there are any changes in purchasing power such as in inflation period, the historical financial statement are not economically relevant and also income is usually overstated, and the fixed assets are usually understated. Actually, there are several methods on accounting for the effect of changing prices, such as constant accounting, current value accounting, and general price level accounting. General price level accounting will do restatement the components of financial statement to be a rupiah on a similar level of purchasing power, but without changes in accounting principles which using on conventional accounting. In practice, the controversy concerning the relevance of general price level accounting has been continuing.
Pros and cons general price level accounting will be presented on this paper. Also the result of two researches concerning the influence of applied general price level accounting on the financial statement will be compared as considerations whether the general price level adjustment is necessary needed. Abstract in Bahasa Indonesia: Secara umum, dalam akuntansi konvensional, laporan keuangan disajikan berdasarkan nilai historis yang mengasumsikan bahwa harga-harga (unit moneter adalah stabil. Akuntansi konvensional tidak mengakui adanya perubahan tingkat harga umum maupun perubahan tingkat harga khusus.
Sebagai konsekuensinya, jika terjadi perubahan daya beli seperti pada periode inflasi, maka laporan keuangan historis secara ekonomis tidaklah relevan. Pada periode ini pendapatan umumnya dinilai lebih tinggi sedangkan aktiva tetap dinilai lebih rendah. Sebenarnya, terdapat beberapa metode akuntansi mengenai pengaruh perubahan harga. S.
Mahdi Emamijomeh 2011-08-01 Full Text Available Ekhbarigari doctrine, was founded by Astarabadi in 11th century of Hejirah As we will explain that he had a special theory in faith that Alame found it a very interesting subject to work on. We should know, Allame showed that he had the knowledge in faith studies from Astarabad ’s theories but without all the ambiguities in them, he tried to work on making his theories clearer and more correct.
So we can differenciate between Astarabadi and Allame’s theories in faith study and name the allame’s theory as a very special theory in Isfahan Ekhbarigari doctrine, but the most important thing that we try to discuss in this article is proving that Mullasadra has a very important part in balancing and moderating the Allame’s theories. So for saying and proving all these things we should start from a summary of the Astarabadi’s theories. Sarworini B Budiardjo 2015-11-01 Full Text Available Gigi impaksi adalah gigi yang tertahan di dalam tulang rahang, secara klinis dapat dijumpai sebagai gigi yang lambat erupsi, gigi yang tertutup kembali oleh jaringan selama proses erupsi, atau proses erupsi yang berhenti. Penyebab terjadinya impaksi sebagai akibat gangguan patologik seperti ameloblastoma, ameloblastic fibrousodontoma, atau kista dentigerous dan gangguan non patologik berupa penebalan jaringan ikat akibat pencabutan gigi terlalu awal.
Impaksi gigi insisif satu tetap atas sering dihubungkan dengan terjadinya odontoma, gigi supernumerary, pasien cleiocranial dysostosis, dan traumatic injuries. Perawatan gigi impaksi sesuai dengan penyebab; bila disebabkan faktor patologik, maka pengambilan seluruh gigi menjadi pilihan perawatan. Pada gigi impaksi akibat faktor non patologik, maka dilakukan tindakan bedah dengan tujuan membuka jalan erupsi (surgical exposure. Setelah surgical exposure dapat dilakukan pemasangan mahkota dari seluloid atau alumunium shell yang disemenkan pada mahkota gigi. Pada laporan kasus ini anak wanita usia 10 tahun dengan gigi insisif satu tetap atas kiri yang mengalami impaksi di bagian palatal dan untuk membantu erupsi dilakukan tindakan bedah disertai pemasangan mahkota seluloid.
Tindakan tersebut dilakukan setelah mengalami kegagalan pada pembedahan pertama dengan terjadinya pertautan jaringan lunak, sehingga gigi tetap mengalami kesulitan erupsi. Hasil perawatan kedua menunjukkan keberhasilan, setelah 10 bulan perawatan gigi insisif satu tetap atas kiri erupsi lebih dari duapertiga mahkota. Armasastra Bahar 2015-10-01 Full Text Available Gingivitis sebagai salah satu kelainan jaringan penyangga gigi telah diketahui disebabkan karena kebersihan mulut yang tidak baik dan berkaitan dengan kebiasaan dan cara menyikat gigi yang tidak memadai. Di samping itu telah banyak pula laporan yang mengatakan bahwa terjadinya gingivitis juga berhubungan dengan peningkatan hormon kelamin steroid darah seperti pada kehamilan, menstruasi dan pada pengguna kontrasepsi hormonal.Dalam pemeriksaan yang dilakukan pada beberapa wanita pengguna kontrasepsi oral di Puskesmas Serpong ditemukan kelainan gingivitis.Pada penderita tersebut dilakukan pemeriksaan intraoral dan Occult Blood Test untuk memperkuat pemeriksaan apakah keadaan gingivitisnya memerlukan terapi lebih lanjut. Setelah dilakukan penambalan gigi yang merupakan keluhan utama penderita datang ke BKIA, dilakukan usaha untuk menanggulangi gingivitis yang ada berupa penerangan tentang faktor-faktor yang menjadi penyebab gingivitis dan instruksi cara menyikat gigi dengan metoda 'Toothpick brushing'. Evaluasi yang dilakukan pada minggu II dan III, memperlihatkan hasil yang baik, nilai PI, PBI dan OBT menurun dibandingkan dengan nilai awal yang telah dilakukan.Pada kunjungan pada minggu III dilakukan pembersihan karang gigi.
Menyikat gigi dengan metoda 'Toothpick brushing' memperlihatkan hasil yang baik dalam memperbaiki kelainan gingivitis. Made Arya Satya Dharma Putra 2017-01-01 Full Text Available Indonesia merupakan negara yang memiliki gas alam yang melimpah, namun kurangnya kesadaran masyarakat Indonesia untuk memanfaatkan gas tersebut untuk kebutuhan listrik di Indonesia yang sekarang sedang dalam krisis terutama di Indonesia Timur. Salah satu penyebab krisis tenaga listrik yang terjadi di Indonesia adalah tingginya nilai harga bahan bakar minyak, dimana High Speed Diesel Oil merupakan bahan bakar utama bagi pembangkit listrik di Indonesia. Gas alam cair atau Liquefied Natural Gas (LNG dapat menjadi solusi alternatif bahan bakar bagi pembangkit listrik di Indonesia.Studi kali ini bertujuan untuk pemanfaatan gas alam cair (LNG untuk kebutuhan pembangkit listrik di Indonesia Timur dengan menentukan pola distribusi LNG dengan menggunakan Blok Masela sebagai sumber LNG dan menggunakan kapal untuk mendistribusikannya.
Terdapat 39 pembangkit yang tersebar di 4 pulau yaitu Maluku, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, dan Papua. Kapal yang digunakan untuk mendistribusikan terdapat 5 kapal dengan ukuran 2500 m3, 7500 m3, 10000 m3, 19500 m3, 23000 m3. Untuk mendapatkan rute distribusi, studi ini menggunakan metode Linear Programing dan dalam Vehicle Routing Problem. Hasil optimasi pada distribusi ini adalah rute dan kapal yang optimal / terbaik dengan biaya ekonomi yang minimal.Dari hasil penelitian ini pembangkit akan dibagi menjadi 5 cluster dimana terdapat 5 rute yang terpilih dengan menggunakan 6 kapal yaitu 5 kapal ukuran 2500 m3 dan 1 kapal dengan ukuran 7500m3. Biaya total yang diperlukan dalam mendistribusikan LNG sebesar US$ 111,863,119.15 untuk Opex dan US$ 283,967,000.00 untuk Capex.
Hasil dari kajian ekonomi menunjukan bahwa margin penjualan yang terpilih adalah antara US$ 3.5 sampai US$ 3.9 dengan payback period selama 6.8 – 4.7 tahun tahun dari waktu operasi 20 tahun. Russell-Clark, R.A. 1973-01-01 This paper is divided into three parts.
Part A presents a historical survey of the development of the system, a brief description of its features and, finally, a critical assessment. ALAM and CLAM have been used in many problems in General Relativity; the vast majority of these belong to a set of standard calculations termed 'metric applications'. However, four large non-standard applications have been attempted successfully and these are described in Part B. CAMAL is the only other system which has been used extensively for work in relativity. CAMAL has played an important role in two research projects and details of these are given in Part C. Dwi Wiji Lestari 2017-06-01 Full Text Available Telah dilakukan penelitian pemanfaatan kulit kayu angsana (Pterocarpus indicus sebagai sumber zat warna alam untuk pewarnaan kain batik sutera. Ekstraksi ZWA dilakukan dengan pelarut air dengan variasi suhu ekstraksi 75 °C dan 100 °C.
Pewarnaan zat warna alam kemudian diaplikasikan pada kain batik sutera pada kondisi pencelupan asam (pH 4 dan basa (pH 10. Mordan awal yang digunakan adalah tawas dan jirak. Diakhir pewarnaan alam dilakukan fiksasi dengan menggunakan tawas dan tunjung. Berdasar hasil penelitian, kulit kayu angsana terbukti dapat digunakan sebagai sumber zat warna alam untuk batik sutera. Ketuaan warna paling tinggi diperoleh pada pewarnaan batik sutera dengan menggunakan mordan jirek pada suhu ekstraksi 100 °C dalam kondisi pencelupan basa dengan fiksator tunjung.
Arah warna yang dihasilkan adalah coklat tua pada suasana pencelupan asam dengan fiksasi tunjung, coklat kemerahan pada suasana pencelupan asam fiksasi tawas, coklat kemerahan pada suasana pencelupan basa fiksasi tawas dan coklat tanah pada suasana pencelupan basa dengan fiksasi tunjung. Hasil uji ketahanan luntur warna terhadap pencucian dari sampel pewarnaan menunjukkan kualitas baik yaitu pada skala 4-5 (Baik. Study on utilizationof angsana (Pterocarpus indicus as natural dye for silk batik has been conducted.
The study was aimed to determine the quality of the natural dyeing of the bark of angsana by use jirak (Symplocos fasciculata Zoll. And alum as the natural mordant. Extraction of natural dye was carried out using water by varying the extraction temperature of 75 and 100 °C. The coloration was applied to silk batik at both acid (pH 4 and basic (pH 6 impregnations. The mordant employed were alum and jirak. The last stage was fixation using alum and ferrosulfate.
Based on the results, angsana was proved to be used as a source of natural dyes for silk batik. The highest color intensity was obtained by using angsana bark extract and jirak as mordant at. Freddie Lasmara 2016-06-01 Full Text Available Abstract. This study aimed to analyze the effect of the competence of human resources, support tools and the role of the internal auditor of the quality of local government financial statements Kerinci. The method used is quantitative, criteria respondents in this study those concerned and involved technically in financial management, evaluating financial, and preparation of financial reporting in local government agencies Kerinci of 27 SKPD each SKPD researchers took four respondents consist of Subsection Head of Finance, Kasubbag Program, Evaluation and Reporting, Spending Treasurer and Treasurer Storage of Goods. Data processed by using multiple regression analysis.
The results of this study demonstrate that the competence of human resources, support tools and the role of internal auditors jointly positive effect on the quality of financial reports of local government Kerinci district, the dominant factor is the competence of human resources this caused that for the preparation of financial statements required human resources who understand the financial management procedures. Keywords: Human Resources, Financial Management, Role of Internal Auditor Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh kompetensi sumber daya manusia, perangkat pendukung dan peran auditor internal terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah Kabupaten Kerinci. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif, Kriteria responden dalam penelitian ini mereka yang berkaitan dan terlibat langsung secara teknis dengan pengelolaan keuangan, pengevaluasian keuangan, dan penyusunan pelaporan keuangan di instansi pemerintah daerah Kabupaten Kerinci dari 27 SKPD masing-masing SKPD peneliti mengambil 4 orang responden terdiri dari Kasubbag Keuangan, Kasubbag Program, Evaluasi dan Pelaporan, Bendahara Pengeluaran, dan Bendahara Penyimpan Barang. Data diolah dengan menggunakan analisis regresi berganda. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa.
Tevi Leviany 2016-04-01 Full Text Available Abstract. The Audit Board of The Republic Indonesia in implementing audit on Local Government Financial Reports to assess the accountability of regional financial not only gave assessment on the qualification of audit report in forms of auditors’ opinion but also inside the audit of Local Government Financial Reports. The auditors also assess the effectiveness of internal control system which applied in regional government and compliance towards the laws. The problem was the weakness of financial accountability that occurred in government of Kabupaten Musi Rawas Provinsi Sumatera Selatan year 2015 acquired Qualified Opinion. The purpose of this research was to do deeper analysis towards Audit Reports on Regional Government Financial Statement of Kabupaten Musi Rawas by using content analysis to get complete description of Regional Government Financial Statement Accountability condition in Kabupaten Musi Rawas, especially observed from the effectiveness of internal control system. According to the result of analysis, it was concluded that the problem of effectiveness of government internal control of Kabupaten Musi Rawas was most found related with the weakness of Control Environment, Risk Assessment and Monitoring.
Keywords: Financial Accountability; Audit Report; Internal Control System Abstrak. BPK – RI dalam pelaksanaan audit atas LKPD ( Laporan Keuangan Pemerintah Daerah untuk menilai akuntabilitas keuangan daerah tidak hanya melalukan penilaian atas kewajaran laporan keuangan dalambentuk pernyataan opini auditor saja, namun lebih dari itu dalam kerangka audit LKPD tersebut, auditor juga melakukan penilaian atas efektivitas sistem pengendalian intern yang diterapkan pemerintah daerah tersebut serta kepatuhannya terhadap peraturan perundangan yang berlaku. Permasalahan lemahnya akuntabilitas keuangan juga terjadi pada pemerintah kabupaten Musi Rawas Provinsi Sumatera Selatan yang untuk tahun 2015 memperoleh Wajar dengan. Ida Komang Wardana 2014-03-01 Full Text Available Kualitas induk secara fenotip dan genotif berpengaruh terhadap kualitas benih tiram mutiara yang akan dihasilkan. Penggunaan induk yang berasal dari habitat yang berbeda dalam kegiatan pembenihan diharapkan dapat menghasilkan benih tiram mutiara dengan kualitas fenotip dan genotif yang baik. Salah satu sifat yang menarik untuk dijadikan target dalam program pemuliaan tiram mutiara adalah warna mutiara yang dihasilkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas benih tiram mutiaram(Pinctada maxima hasil pemijahan induk alam dengan karakter nacre putih dari tiga habitat yang berbeda dan mengetahui keragaan genetik induk (F0 dan turunannya (F1.
Induk yang digunakan dalam penelitian ini adalah tiram dengan karakter nacre putih dari tiga lokasi perairan (Bali, Karawang, dan Dobo serta dilakukan pemijahan dari masing-masing populasi tersebut. Keragaan genetik dari semua populasi dianalisa dengan menggunakan PCR RFLP. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa masa inkubasi telur hasil pemijahan induk alam dengan karakter nacre putih terlihat lebih lama dibandingkan dengan tiram mutiara pada umumnya. Benih yang dihasilkan pertumbuhannya bervariasi, didominasi dengan benih berukuran sedang dengan sintasan berkisar 0,4-9%.
Keragaan genetik F0 dan F1 berdasarkan nilai heterozigositas, tiram dari perairan Bali menunjukkan nilai keragaman yang paling baik (0,2726. Sementara karakter nacre dari benih yang diperoleh menunjukkan bahwa 48% memiliki nacre putih, 24% kuning dan warna lain sebanyak 28%. N, Norazian Mohamed; Abdullah, M. A.; Tan, Cheng-yau; Ramli, N. A.; Yahaya, A. S.; Fitri, N.
In Malaysia, the predominant air pollutants are suspended particulate matter (SPM) and nitrogen dioxide (NO2). This research is on PM10 as they may trigger harm to human health as well as environment. Six distributions, namely Weibull, log-normal, gamma, Rayleigh, Gumbel and Frechet were chosen to model the PM10 observations at the chosen industrial area i.e. One-year period hourly average data for 2006 and 2007 were used for this research. For parameters estimation, method of maximum likelihood estimation (MLE) was selected. Four performance indicators that are mean absolute error (MAE), root mean squared error (RMSE), coefficient of determination (R2) and prediction accuracy (PA), were applied to determine the goodness-of-fit criteria of the distributions.
The best distribution that fits with the PM10 observations in Shah Alamwas found to be log-normal distribution. The probabilities of the exceedences concentration were calculated and the return period for the coming year was predicted from the cumulative density function (cdf) obtained from the best-fit distributions. For the 2006 data, Shah Alam was predicted to exceed 150 μg/m3 for 5.9 days in 2007 with a return period of one occurrence per 62 days. For 2007, the studied area does not exceed the MAAQG of 150 μg/m3.
Karimi Shahidi M 2002-07-01 Full Text Available Sepsis is one of the most critical medical emergency situations. Treatment with anti microbial drugs should be initiated as soon as samples of blood and other relevant sites have been cultured.
Available information about patterns of anti microbial Susceptibility among bacterial isolates from the community, the hospital, and the patient should be taken in to account. It is important, pending culture results, to initiate empirical anti microbial therapy.' NMaterials and methods: In a descriptive study during 3 years (1377-1379, microbial and anti microbial susceptibility patterns evaluated in Amir alam clinical laboratory on 2000 specimen of blood culture received from 765 hospitalized patients at Amir Alam hospital wards.' NResults: 113 specimens from 77 patient (10 percent were positive for microbial growth. Enterobacter, S.
Aureus, S.epidermidis, Pneumococci, Ecoli, and Pseudomonas were the most common isolated etiologic agents(80 percent. The most common organism was Entenobacter in 1377, S.aureus in 1378 and pseudomonas in 1379 There were significant change in patlern of organisms, increase resistance to some important available antibiotics and change in antibiotic susceptibility pattern during three years (disc diffusion method.' NConclusions: According to Results of this study due to change in pattern of organism and their antibiotic susceptibility, dynamic microbiological study provide important data for Ordering empirical and culture oriented treatment of patients with bacteremia, Sepsis, anti microbial Chemotherapy, anti microbial susceptibility empirical anti microbial therapy, microbial pattern. Titiek Pujilestari 2016-04-01 Full Text Available ABSTRAKKain katun merupakan jenis kain yang terbuat dari serat kapas, mempunyai sifat mudah menyerap bahan alami maupun kimia dan banyak digunakan untuk bahan media batik.
Telah dilakukan penelitian ekstraksi pada lima jenis zat warna alam dengan menggunakan air. Variasi antara bahan pembawa zat warna dengan air adalah 1: 6 dan 1: 8. Fiksasi dilakukan dengan menggunakan kapur, tunjung, tawas, campuran kapur dengan tetes dan tanpa fiksasi. Penelitian dilakukan untuk mengetahui pengaruh penambahan air pada ekstraksi dan bahan fiksasi terhadap ketahanan luntur warna pada kain. Hasil penelitian menunjukan bahwa ekstraksi zat warna alam dari daun indigo, daun mangga, kulit kayu nangka, kulit buah manggis dan biji buah kesumba dengan menggunakan air sebanyak 6 dan 8 bagian, memberikan hasil yang tidak jauh berbeda.
Jenis zat warna alam dan bahan fiksasi yang diaplikasikan untuk pembatikan kain katun yang memberikan ketahanan luntur baik adalah: kulit buah manggis dengan fiksasi kapur, tawas dan tanpa fiksasi, biji buah kesumba/bixa dengan fiksasi tunjung dan tawas, kulit kayu nangka dengan fiksasi tunjung, daun mangga dengan fiksasi tawas. Daun indigo mempunyai ketahanan luntur warna yang baik sampai sangat baik terhadap pencucian, tetapi kurang baik sampai baik terhadap sinar terang hari.
Penggunaan fiksasi campuran kapur dan tetes tebu menghasilkan ketahanan luntur warna pencucian dan sinar terang hari lebih rendah dibanding fiksasi dengan kapur. Ketahanan luntur dari kelima zat warna alam terhadap pencucian lebih baik dibanding ketahanan luntur terhadap sinar terang hari. Kata kunci: zat warna alam, ekstraksi, fiksasi, katunABSTRACTThe cotton fabric is a type of fabric made from cotton fiber, its easily absorbed material both natural and chemical, and widely used as a material for batik.Research extraction of five types of natural dyes made with a variety of colour materials carrier and the use of water is 1:6 and 1:8. Fixation of color on. Erlania Erlania 2015-06-01 Full Text Available Sumberdaya rumput laut alam yang berlimpah di perairan Indonesia merefleksikan besarnya potensi penyerapan karbon oleh rumput laut untuk mengurangi gas rumah kaca, CO2, yang merupakan salah satu faktor penyebab terjadinya fenomena perubahan iklim. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis potensi serapan karbon oleh rumput laut alam di kawasan pesisir Labuhanbua, Kabupaten Sumbawa, NTB dan Ujung Genteng, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Pengumpulan data lapangan berdasarkan titik-titik pengamatan yang disebar pada transek garis yang tegak lurus terhadap garis pantai; meliputi data luas tutupan, jenis, dan kandungan karbon rumput laut alam yang dominan ditemukan pada kedua lokasi penelitian.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa jenis-jenis rumput laut yang ditemukan di kawasan pantai Ujung Genteng terdiri atas 36 spesies dan di Labuhanbua 28 spesies. Berdasarkan besarnya simpanan karbon dalam bentuk biomassa pada berbagai spesies rumput laut alam di kedua lokasi penelitian, maka Sargassum sp., Padina sp., Dictyota dichotoma, Hydroclathrus clatratus, Gracilaria sp., G. Foliifera, G. Salicornia, Gelidium sp., dan Turbinaria sp., merupakan spesies potensial yang berperan sebagai media penyimpanan karbon biru, dan semua jenis tersebut dapat dikembangkan melalui aktivitas budidaya. Mohamad Shohibuddin 2016-11-01 Full Text Available Undang-undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (UU Desa-terlepas dari terobosan politiknya dalam menggulirkan demokratisasi relasi negara-desa-memiliki keterbatasan mendasar terkait isu sumber daya alam di desa mengingat krisis agraria dan krisis ekologi yang terjadi di pedesaan.
Selain tidak banyak mengelaborasi aspek-aspek penting dari isu sumber daya alam, UU Desa juga hanya memberikan kewenangan yang minim terhadap swakelola sumber daya alam desa oleh pemerintah desa serta tidak menyentuh ketimpangan akses warga desa terhadap sumber daya alam setempat. Dihadapkan pada tantangan struktural demikian, perjuangan 'otonomi desa' akan sulit mendorong transformasi sosial yang berarti tanpa melibatkan upaya penataan sumber daya alam yang berkeadilan dan berkelanjutan. Pada saat yang sama, perjuangan 'keadilan sosial-ekologis' akan sulit tampil sebagai agenda kolektif desa tanpa mengupayakan demokratisasi yang lebih dalam di internal desa sendiri. Tulisan ini menawarkan kerangka perjuangan 'demokratisasi tata kelola sumber daya alam desa' sebagai konvergensi strategis dari dua perjuangan sebelumnya: 'otonomi desa' dan 'keadilan sosial-ekologis'. Hal ini diupayakan melalui tiga agenda konkret yang saling terkait: penguatan kewenangan desa atas sumber daya alam setempat, demokratisasi relasi-relasi sosio-agraria di desa, dan pembalikan krisis pedesaan untuk merevitalisasi basis-basis produksi desa.Law Number 6 of 2014 on Village-apart from its political contribution in democratizing state-village relation-has a fundamental limitation on natural resource issues in the village in the light of agrarian and ecological crises. This Law offers a minor elaboration on natural resource issues and provides limited authority to the village on this field, while no reference is made to the problem of inequality in community's access to local natural resources.
Confronted with such structural challenges, it is argued that 'struggle for village autonomy' will. Titiek Pujilestari 2016-06-01 Full Text Available ABSTRAKPenelitian pemanfaatan limbah perkebunan kelapa sawit dan kakao sebagai bahan pewarna pada batik bertujuan untuk menggali sumber daya alam limbah perkebunan yang belum dimanfaatkan dan mencoba bahan baku baru untuk pewarna batik. Limbah perkebunan cangkang kelapa sawit dan kulit buah kakao merupakan sisa hasil proses pengolahan yang tidak termasuk dalam produk utama yang dianggap berpotensi menjadi beban pencemaran lingkungan jika tidak dikelola dengan baik. Kegiatan ini dibatasi pada pengambilan zat warna dari cangkang kelapa sawit dan kulit buah kakao dengan memakai pelarut air dan pelarut organik. Zat warna alam yang diperoleh digunakan sebagai pewarna pembatikan pada kain katun dan sutera.
Fiksasi dilakukan dengan tiga jenis fiksator yaitu tawas, kapur dan tunjung. Pewarnaan dilakukan pada kain katun dan sutera dengan sistem celupan dingin sebanyak enam kali. Pengujian dilakukan terhadap ketahanan luntur warna akibat pencucian dan gosokan, arah dan beda warna.
Hasil pengujian ketahanan luntur warna terhadap pencucian dan gosokan rata-rata menunjukan hasil cukup sampai baik sekali (3-5. Nilai kelunturan warna terhadap pencucian pada kain katun dengan pewarna cangkang kelapa sawit lebih baik daripada kulit buah kakao. Arah warna cangkang kelapa sawit menunjukkan warna coklat muda sampai coklat tua, sedang kulit buah kakao memberikan arah warna abu-abu sampai coklat tua. Pembacaan uji beda warna diperoleh rata-rata warna berada pada daerah antara kuning ke merah. Kata Kunci: cangkang kelapa sawit, kulit buah kakao, warna alam, batik ABSTRACTUtilization of plantation waste as batik dyes research aims to explore the plantation waste potential asraw materials for batik dyeing. Plantation waste of palmkernel shell and cocoa fruit peel are side products of the main process thatbecome environmental pollution if not managed properly. This activity is restricted to making dyes from palmkernel shells and cocoa fruit peel by using water. Guring Briegel Mandegani 2016-06-01 Full Text Available ABSTRAKKertas seni merupakan kerajinan tangan dengan bahan dasar berbagai macam tanaman berserat.
![Aplikasi Aplikasi](/uploads/1/2/5/6/125671788/981121801.png)
Serat pisang abaka, serat jerami dan serat padi telah mampu diolah menjadi kertas seni secara mandiri tanpa bahan perekat tambahan. Selama ini industri kertas seni yang ada sebagian besar menggunakan bahan baku pelepah pisang raja, pisang abaka, jerami, serat padi dan sebagainya.
Oleh karena itu, perlu adanya peningkatan keanekaragaman bahan baku, di antaranya dengan memanfaatkan material dari rumput laut maupun limbah rumput laut limbah pewarna alam tekstil. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui karakter kertas seni yang terbuat dari limbah pewarna alam dari rumput laut Sargassum sp.
Dan Ulva serta kombinasinya dengan material serat pisang abaka. Bahan baku pelepah pisang abaka dan limbah rumput laut diolah dengan cara pencacahan dengan ukuran 2-3 cm, direbus dengan soda api selama 2 jam, kemudian disaring dan didinginkan. Bahan kemudian saling dikombinasi dan dijadikan pulp menggunakan mesin blender. Pulp kemudian dicetak dan dianalisis secara fisik.
Limbah rumput laut jenis Sargassum sp. Dan Ulva dalam keadaan murni (100% tidak dapat digunakan sebagai bahan pembuatan produk kertas seni, dikarenakan kandungan selulosa yang masih di bawah 40% sehingga kertas yang dihasilkan dari proses pencetakan bersifat rapuh, mudah sobek dan tidak rekat antara satu dengan yang lain. Sedangkan kertas dengan campuran serat pisang abaka, menghasilkan kualitas kertas seni dengan kekuatan fisik yang lebih baik daripada kertas seni murni dari rumput laut Sargassum sp. Dan Ulva. Kata Kunci: kertas seni, rumput laut, Sargassum sp., Ulva, pisang abaka ABSTRACTPaper art is a craft that uses a wide variety of fibrous plants. Abaca, straw and rice fibers can be processed into paper art independently without additional adhesive material.
During this time, the existing art paper industries use many raw materials such as banana, abaca, etc., Therefore, it is. Hasibi M 2007-07-01 Full Text Available Background: Staphylococcus aureus is one of the most common causes of nosocomial infections with high morbidity and mortality rate. Traditionally, methicillin resistant staphylococcus aureus has been considered a major nosocomial pathogen in healthcare facilities, but in the past decade, it has been observed emerging in the community as well. Informations regarding hospital microbial colonization could be an important step for prevention of nosocomial infections. Our objective was clarifying the prevalence of methicillin resistant and vancomycin resistant staphylococcus aureus colonization in nasopharynx. Methods: A descriptive cross sectional study was carried on 106 patients and nursing staff of surgery and hemodialysis wards in Amir- Alam hospital from April 2005 to July 2005. The samples were collected from nasal region of cases using cotton swab by two experienced technician and were sent to laboratory for culture and antibiogram.
Results: Twenty six (29.5% out of 106 cases were nasopharyngeal carriers of staphylococcus aureus. Eight cases (7.5% had methicillin resistant staphylococcus aureus. The most frequent colonization rate was seen in hemodialysis nursing staff and in all of them methicillin resistant staphylococcus aureus was reported.
Carrier rates in hemodialysis patients were twice compared to surgery ward patients. The interesting point was that no sample of vancomycin resistant staphylococcus aureus was isolated. Conclusion: Prevalence of methicillin resistant staphylococcus aureus colonization seems to be increased; therefore proper management for controlling this problem is mandatory. The results of the present study suggest that the prevalence of methicillin resistant staphylococcus aureus infections is higher than was expected in Iran and vigorous preventive strategies should therefore be taken to stop the growth of this major health problem. Lim, Ying Siew; Lim, Ying Chin; Pauline, Mah Jin Wee 2008-01-01 Air pollution is one of the major issues that has been affecting human health, agricultural crops, forest species and ecosystems.
Since 1980, Malaysia has had a series of haze episodes and the worst ever was reported in 1997. As a result, the government has established the Malaysia Air Quality Guidelines, the Air Pollution Index (API) and Haze Action Plan, to improve the air quality. The API was introduced as an index system for classifying and reporting the ambient air quality in Malaysia.
The API for a given period is calculated based on the sub-index value (sub-API) for all the five air pollutants, namely sulphur dioxide (SO 2 ), nitrogen dioxide (NO 2 ), ozone (O 3 ), carbon monoxide (CO) and particulate matter below 10 micron size (PM 10 ). The forecast of air pollution can be used for air pollution assessment and management. It can serve as information and warning to the public in cases of high air pollution levels and for policy management of many different chemical compounds. Hence, the objective of this project is to fit and illustrate the use of time series models in forecasting the API in Shah Alam, Selangor.
The data used in this study consists of 70 monthly observations of API (from March 1998 to December 2003) published in the Annual Reports of the Department of Environment, Selangor. The time series models that were being considered were the Integrated Autoregressive Moving Average (ARIMA) and the Integrated Long Memory Model (ARFIMA) models. The lowest MAE, RMSE and MAPE values were used as the model selection criteria.
Between these two models considered, the integrated ARFIMA model appears to be the better model as it has the lowest MAPE value. However, the actual value of May 2003 falls outside the 95% forecast interval, probably due to emissions from mobile sources (i.e., motor vehicles), industrial emissions, burning of solid wastes and forest fires. (author). Cok Istri Putri Kusuma Kencanawati 2016-12-01 Full Text Available Abstrak: Dalam perambatannya gelombang bunyi dapat di halangi dengan menggunakan suatu medium yang memiliki sifat-sifatkedap suara, sehingga energi yang ditransmisikan akan mampu dikurangi/dihambat oleh medium tersebut. Salah satumetode yang dapat dipergunakan untuk mengetahui kemampuan peredaman (koefisien absorpsi suatu mediumterhadap gelombang bunyi yang datang dapat diketahui dengan menggunakan Tabung Impedansi 2 Microphone.Sedangkan sebagai mediumnya adalah panel komposit.
Mengingat dalam perkembangan ilmu bahan saat ini banyak digunakan komposit dengan penguat serat alam, dan salah satu sifat yang dikaji adalah sifat akustiknya. Kajian ini lebihmenitik beratkan sifat akustik komposit berpenguat serat alam, mengingat selama ini banyak serat alam yang terbuangpercuma menjadi limbahsehingga mencemari lingkungan. Jenis-jenis serat alam yang digunakan sebagai penguatantara lain: serat serabut kelapa, serat jerami, serat batang pisang, serat nenas, serat kapuk dan serat batang kelapasawit, sedangkan frekuensi pengukuran koefisien absorpsi terhadap medium ini berkisar anatra 200 hz sampai dengan1400 hz, dengan ketebalan spesiemn uji antara 2 mm sampai dengan 4 mmdengan menggunakan metode pengujianTabung impedansi 2 mikrophone, sesuai dengan standart ISO 10534-2:1998 and American Standart forTestingMaterials (ASTM E1050-98. Dalam kajian ini diperoleh kesimpulan bahwa pada frekuensi rendah koefisienabsorpsi bahan cukup tinggi antara 0,4 sampai dengan 0,6 dan kemampuan serap bunyi ini akan menurun denganmeningkatnya frekuensi, sedangkan pengaruh ketebalan bahan juga mempengaruhi sifat akustiknya.Kata kunci: komposit, serat alam, koefisien absorpsi, tabung impedansi Abstract: In the propagation of sound waves can be prevented by using a medium that has properties soundproofed, so that thetransmitted energy to be able to be reduced / inhibited by the medium. One method that can be used to determine theability of damping (absorption coefficient of a.
Sofyan Sofyan 2016-12-01 Full Text Available Gambier (Uncaria gambir Roxb. Is one of main commodities in West Sumatra Province where most of the products are exported in raw gambier form. Many benefits that can be derived from gambier, but there is no diversify of this product.
The research was aimed to use gambier as natural dyes in batik fabric and to see the quality of the batik that had been dyed. The study was conducted by varying the type of fabric (silk, cotton, and rayon and the type of mordant or color fixer namely lime (CaO, alum (Al2(SO43, and ferous salt (FeSO4.
The fabrics which had been dyed were tested color direction, color fastness of washing, light, rubbing, moreover acid and alkaline perspiration. The results showed that the color direction was brownish with different color darkness depending on the type of mordant used. The results of testing on color fastness were good to excellent averagely.
In term of the type of fabric, from the three types of fabric used, silk gave the best result in terms of color fastness of washing and perspiration of acid and alkaline with average test results was good to excellent (scale 4-5. The use of different types of mordant had not given significant effect on testing of color fastness to light and rubbing. ABSTRAKGambir (Uncaria gambir Roxb. Merupakan salah satu komoditi unggulan Provinsi Sumatera Barat dimana hampir sebagian besar produknya diekspor dalam bentuk gambir mentah. Sangat banyak manfaat yang dapat diperoleh dari gambir, namun belum ada hilirisasi produk ini di dalam negeri. Tujuan penelitian adalah menggunakan gambir sebagai pewarna alam pada kain batik dan melihat kualitas kain batik yang telah diwarnai. Penelitian dilakukan dengan memvariasikan jenis kain (sutera, katun, dan rayon dan jenis mordan atau pembangkit warna yaitu kapur (CaO, tawas (Al2(SO43, dan tunjung (FeSO4.
Kain yang telah diwarnai dilakukan pengujian arah/beda warna, ketahanan luntur warna terhadap pencucian, sinar, gosokan, dan keringat asam dan basa. Rizka Amalia 2016-12-01 Full Text Available Pewarnaan kain batik dapat dilakukan dengan menggunakan zat warna alami dan zat warna sintetis. Keunggulan zat warna alam antara lain lebih murah, ramah lingkungan, dan menghasilkan warna yang khas. Salah satu zat warna alam yang berasal dari limbah yang dapat dimanfaatkan adalah limbah kulit buah rambutan.
Kelemahan dari penggunaan pewarna alam yaitu ketahanan luntur warna dan intesitas (ketuaan warna yang relatif kurang baik. Penggunaan zat fiksasi adalah salah alternatif untuk memecahkan masalah tersebut.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauh mana pengaruh penggunaan konsentrasi dan jenis zat fiksasi kapur, tawas dan tunjung pada proses fiksasi terhadap daya tahan luntur dan penodaan warna kain batik katun yang dicelup dengan zwa ekstrak kulit buah rambutan. Bahan yang digunakan adalah kain batik katun yang dicelup dengan ekstrak zwa kulit buah rambutan, kemudian dilanjutkan pengerjaan fiksasi pada larutan kapur dengan variasi konsentrasi 5 g/l, 25 g/l dan 45 g/l pada setiap zat fiksasi sebagai variabel bebas dan variabel terikat yaitu ketahanan luntur dan penodaan warna terhadap pencucian.